BAB
3
ASUHAN
KEPERAWATAN
Kasus
Ny. M usia 35 tahun multipara datang ke rumah sakit
karena merasakan kenceng-kenceng, usia kehamilan pasien 37 minggu. Pasien
merasakan perutnya berkontraksi kuat, lendir darah mulai keluar, dan air
ketuban belum pecah, gerakan janin dirasakan aktif oleh ibu. Pemeriksaan fisik
awal didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, vital sign dalam
batas normal, pemeriksaan palpasi : janin tunggal, memanjang, preskep, puka, TFU 28cm, DJJ 120x/
menit, His inadekuat. Pada pemeriksaan dalam vagina licin, porsio tebal lunak,
pembukaan 2 jari, kepala janin masuk PAP. Setelah pemeriksan dinyatakan pasien
dalam inpartu fase laten dan kemudian diobservasi.
Setelah dilakukan observasi selama 7 jam
keadaan pasien semakin memburuk, pasien tampak lemah, frekuensi nafas cepat dan
dangkal 28x/menit, TD 80/60, nadi 110, anemis, nyeri tajam yang sangat pada
abdomen bawah dengan skala 8, perdarahan pervagina sedikit, HIS menurun, DJJ
tidak teratur perlahan-lahan turun, bagian janin lebih mudah dipalpasi, gerakan
janin menjadi kuat dan kemudian menurun. Klien didiagnosa ruptur uteri pada
segmen bawah rahim.
3.1.
Pengkajian
1.
Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. M
Usia : 35 thn
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Surabaya
MRS :
20 Mei 2013
2.
Keluhan utama : kenceng-kenceng
3.
Riwayat penyakit sekarang: Ny. M usia 35
tahun multipara datang ke rumah sakit karena merasakan kenceng-kenceng. Setelah
pemeriksan dinyatakan pasien dalam inpartu fase laten dan kemudian diobservasi,
setelah dilakukan observasi selama 6 jam keadaan pasien semakin memburuk.
pasien tampak lemah, frekuensi nafas cepat dan dangkal 28x/menit, TD 80/60,
nadi 110, anemis, nyeri tajam yang sangat pada abdomen bawah dengan skala 8,
perdarahan pervagina sedikit, HIS (+), DJJ(+) tidak teratur perlahan-lahan
turun, bagian janin lebih mudah dipalpasi, gerakan janin menjadi kuat dan
kemudian menurun. Klien didiagnosa ruptur uteri pada segmen bawah rahim.
4.
Riwayat Kesehatan dahulu: Pasien tidak
punya riwayat penyakit keturunan dan penyakit mengkhawatirkan sebelumnya.
5.
Riwayat Kesehatan Keluarga: Tidak ada
yang anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
6.
Riwayat Menstruasi :
1.
Menarche: umur 14 tahun
2.
Siklus: teratur tiap bulan
3.
Lama: Rata-rata 6-7 hari.
4.
Dismenorhea: -
7.
Riwayat Obstetri:
a.
GIIP10001
b.
Riwayat kehamilan sebelumnya: Anak I :
2009 lahir secara SC pada usia kehamilan 37 minggu.
8.
Pemeriksaan fisik :
a.
Observasi
1.
Keadaan umum : lemah
2.
Kesadaran : menurun
3.
BB :
62,3kg TB: 158cm
4.
TD :
80/60 mmHg
5.
Nadi :
110 x/menit
6.
RR :
28x/menit cepat dan dangkal
7.
CRT :
>2 detik, anemis
b.
Kepala dan leher
1. Rambut : tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe.
2. Mata : konjungtiva anemis sklera
putih; pupil midriasis; cowong
3. Wajah : adanya kloasma
c. Dada : pergerakan seimbang
d. payudara
: konsistensi normal; hiperpigmentasi
areola mamae terlihat; puting menonjol;
simetris
e. Abdomen :
1. Inspeksi
adanya linea nigra
2. HIS
menurun, DJJ tidak teratur perlahan-lahan turun, bagian janin lebih mudah
dipalpasi, gerakan janin menjadi kuat dan kemudian menurun.
f. Genitalia :
perdarahan sedikit
g. Ekstremitas : Edema (-), varises (-)
9. Pemeriksaan diagnsotik
Gol darah O rhesus (+)
HB: 11,5 (12-14 )
Hematokrit: 30 % (Perempuan :
35-47 %)
3.2.
Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||
1.
|
DS
:
Keluhan :
Pasien mengeluh nyeri
Pengkajian nyeri:
p.
Terdapat robekan uterus
q.
Nyeri yang dirasakan tajam
r.
Pasien melaporkan nyeri di
seluruh lapang abdomen
s.
Skala nyeri 8 (1-10)
t.
Nyeri bertambah hebat seiring
dengan kontraksi uterus
DO
:
Nadi : 110 x/menit
RR : 28 x/menit
Temp
: 37,50C
|
Ruptur uteri
Robekan uterus merusak jaringan dan syaraf-syaraf dinding uterus
Mempengaruhi
nosiseptor
Nyeri
|
Gangguan
rasa nyaman Nyeri
|
|||
2.
|
DS:
Pasien
mengeluh sesak
DO:
Pernafasan pasien tampak dangkal dan cepat
RR : 28×menit)
|
Ruptur uteri
Robekan uterus merusak jaringan dan syaraf-syaraf dinding uterus
Mempengaruhi nosiseptor
Nyeri
RR cepat dan dangkal
|
Ketidakefektifan
pola nafas
|
|||
3.
|
DS:
Pasien mengeluh lemas, kelelahan
Kulit
dingin, pucat, lembab
DO:
1.
Pasien tampak pucat, mata cowong
2.
Konjungtiva anemis
3.
TD 90/60 mmHg
4.
Nadi 110x/ menit
5.
HB: 11,5
6.
CRT>3detik
|
Robekan uterus
mengenai pembuluh-pembuluh darah utama
Perdarahan
intra uteri
syok hipovolemik
|
syok
hipovolemik
|
|||
4.
|
DS:
Pasien mengeluh janin nya bergerak lebih aktif
DO:
DJJ
terdengar tidak teratur (100x/ menit)
|
Ruptur uteri
Plasenta terlepas
Mempengaruhi kondisi janin
Janin kekurangan nutrisi dan oksigen
Prematuritas, kondisi gawat janin
Resiko cidera janin
|
Resiko
cidera janin
|
3.3. Diagnosa keperawatan
1.
Syok hipovolemik berhubungan dengan
perdarahan
2.
Nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus, terputusnya kontinuitas jaringan dan syaraf pada dinding uterus
3.
Resiko cidera janin berhubungan dengan
kondisi gawat janin
3.4.
Intervensi Keperawatan
1.
Syok hipovolemik berhubungan dengan
perdarahan
Tujuan:
Dalam waktu 1×24 jam volume cairan seimbang
Kriteria
hasil:
a.
CRT <2 detik
b.
Hb normal (12-14g/dl)
c.
TTV normal (T: 120/80 mmHg, RR: 20x/menit,
S: 37,5 C, Nadi : 80-100 x/memit)
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Kolaborasi
pemberian transfusi darah.
|
Mengganti volume
cairan tubuh yang hilang.
|
2.
|
Pantau
intake dan output
|
Dengan
mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan dalam tubuh
|
3.
|
Setelah
24 jam anjurkan untuk minum tiap jam
|
Minum yang sering
dapat menambah pemasukan cairan melalui oral.
|
3.
|
Kolaborasi
pemberian cairan infuse
|
pemberian
cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang terbuang, sehingga
dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
|
4.
|
Pantau
TTV serta tanda-tanda dehidrasi
|
tekanan darah turun, suhu
meningkat, dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan
hipovolemia. Dan dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat
diketahui sejauh mana kekurangan cairan pada ibu.
|
2.
Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus, terputusnya kontinuitas jaringan dan syaraf pada
dinding uterus
Tujuan:
Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang setelah 1x24 jam
Kriteria
hasil:
a.
Skala nyeri (0-3) dari (1-10)
b.
TTV normal (T: 120/80 mmHg,RR :
20x/menit, S : 37.5 C, Nadi 80-100
x/menit)
c.
Klien tampak rileks
d.
Kemajuan persalinan baik
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Tentukan
sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemoragic dan nyeri
tekan abdomen
|
Membantu
dalam mendiagnosa dan memilih tindakan
|
2.
|
Berikan lingkungan yang nyaman, tenang
dan aktivitas (relaksasi) untuk mengalihkan nyeri
|
Teknik relaksasi
dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri.
|
3.
|
Kuatkan
dukungan sosial/
dukungan keluarga.
|
Dengan
kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat
kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian
terhadap nyeri akan terhindari
|
4.
|
Kolaborasi
pemberian narkotik, sedative, analgesik sesuai instruksi dokter
|
Pemberian narkotik,
sedative, analgesik dapat mengurangi nyeri hebat.
|
3.
Resiko
tinggi cidera janin berhubungan dengan
kondisi gawat janin
Tujuan: Dalam
waktu 1×24 jam janin dalam
kondisi selamat
Kriteria
hasil:
a.
DJJ normal (120-160×/menit)
b.
Pergerakan bayi normal
c.
Bayi lahir selamat
d.
Kemajuan persalinan baik
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Observasi tekanan darah dan
nadi klien
|
Penurunan dan peningkatan
denyut nadi menunjukan kondisi sirkulasi
klien yang mempengaruhi janin, sehingga harus dimonitor secara teliti
|
2.
|
Dapatkan data dasar DJJ secara manual
dan atau elektronik, pantau dengan sering. perhatikan variasi DJJ dan
perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus.
|
DJJ
harus dalam rentang 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dalam respon
terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.
|
3.
|
Berikan O2 10-12 liter
dengan masker jika terjadi tanda-tanda distress janin
|
Meningkatkan
oksigen pada janin
|
4.
|
Kolaborasi untuk tindakan
operasi
|
Untuk menyelamatkan janin
segera dan menghilangkan distress janin
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar