BAB
3
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Keluhan utama.
Mata bengkak
dan edema di ektremitas, penambahan BB, wajah sembab,
sesak nafas, acites, diare, anoreksia, mudah lelah dan letargi
b.
Riwayat penyakit dahulu.
Riwayat
glomerulonefritis akut 1 bulan yang lalu
c.
Riwayat penyakit sekarang.
Badan
bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, diare, urine menurun,
hematuri.
d.
Riwayat kesehatan keluarga.
Tidak ada
masalah
e.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Tidak ada masalah
f.
Riwayat kesehatan lingkungan.
Tidak ada
masalah
1.
Sistem pernapasan.
RR= 30 X/menit
2.
Sistem kardiovaskuler.
Nadi 80
X/mnt, tekanan darah 130/90 mmHg,
3.
Sistem persarafan.
normal
4.
Sistem perkemihan.
Urine/24 jam
300 ml, hematuri, protenuri
5.
Sistem pencernaan.
Diare, anoreksia, mual muntah
6.
Sistem muskuloskeletal.
Malaise, keletihan
7.
Sistem integumen.
Edema periorbita dan ektremitas bawah, kulit pucat
dan sembab, asites
8.
Sistem endokrin
Dalam batas
normal
9.
Sistem reproduksi
Dalam batas
normal.
2.
Analisa Data
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH KEPERAWATAN
|
||||||||||||
DS. –
DO. Pasien edema periorbita, area ekstrimitas dan abdomen
|
Sindrom nefrotik
Hipoalbumin
tekanan onkotik turun dan tekanan hidrostatik naik
perpindahan cairan dari
vaskuler ke interstitial
edema
|
Kelebihan volume cairan
|
||||||||||||
DS. Pasien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan
DO.
A(antropometri) : BB →15kg
Ditentukan
dengan penghitungan Rumus status gizi anak:
BB anak__ x 100%
BB normal
BB normal
= (umur x 2) + 8
B
= (hasil lab)
-Hb=12,3
gr/dl
-albumin=3,5g/dl
-Hematokrit=36%
C
= tidak nafsu makan, bibir kering, kondisi pasien lemah.
D
= pasien hanya menghabiskan setengah porsi makanan, jenis diet : diet tinggi
protein dan kalori
|
Sindrom nefrotik
Retensi cairan rongga perut
asites
menekan perut
mual dan muntah
nafsu makan menurun
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan
|
||||||||||||
DS: pasien malu terhadap tubuhnya
DO : pasien edema periorbita
|
Edema
Perubahan bentuk tubuh
Gangguan citra tubuh
|
Gangguan citra tubuh
|
||||||||||||
DS : pasien mengeluh sesak
napas, nafasnya cepat dan dangkal
DO : RR: meningkat 30 x/menit
|
Asites
Menekan diafragma
Ekspansi paru tidak maksimal
Dyspnea
|
Ketidakefektifan Pola Nafas
|
3.
Diagnosa Keperawatan
a.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder
terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.
Tujuan :
Menunjukkan keseimbangan volume cairan tubuh
Kriteria Hasil :
Dalam 2x24 jam, pasien menunjukkan:
a)
Penurunan edema
b)
Protein urine normal
c)
Produksi urine >600 ml/hari
Intervensi
|
Rasional
|
Catat intake dan output secara
akurat
|
Evaluasi harian keberhasilan
terapi dan dasar penentuan tindakan
|
Kaji dan catat kadar protein urine
|
Untuk dijadikan indikator regimen terapi
|
Timbang berat badan tiap hari dalam skala yang sama
|
Estimasi penurunan edema tubuh
|
Berikan cairan secara hati-hati dan diet rendah
garam
|
Mencegah edema bertambah berat
|
Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari
|
Pembatasan protein bertujuan untuk meringankan beban
kerja hepar dan mencegah bertamabah rusaknya hemdinamik ginjal
|
b.
Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi
sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
Tujuan :
Menunjukkan pemenuhan nutrisi yang adekuat
Kriteria Hasil :
Dalam 2x24 jam, pasien menunjukkan
a)
Antropomerti
Berat badan normal (16kg)
b)
Biokimia
:
1)
Hb
normal (laki-laki 13,5-18 g/dl dan perempuan 12-16 g/dl)
2)
Albumin
normal (dewasa 3,5-5,0 g/dl)
c)
Klinis
:
1) Tidak tampak kurus
2) Rambut tebal dan hitam
3) Terdapat lipatan lemak subkutan
d)
Diet
:
1) Makan habis satu porsi
2) Pola makan 3X/hari
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji status nutrisi :
-
Perubahan berat badan
-
Pengukuran antrometrik
-
Nilai laboratorium (elektron serum, BUN., kreatinin, protein, transferin,
dan kadar besi)
|
Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan mengevaluasi
intervensi
|
Catat gejala yang timbul setelah makan, seperti mual,
muntah
|
Untuk
mengetahui penyebab lain dari penurunan nafsu makan
|
Kaji pola dan kebiasaan makan pasien
|
Untuk
menyesuaikan pola diet yang diberikan
|
Sajikan makanan yang menarik dan selalu hangat, porsi
kecil tapi sering.
|
Makanan
hangat merangsang peningkatan nafsu makan
|
Pemberian diet tinggi kalori rendah karbohidrat rendah
garam.
|
Pemberian
diet yang juga merupakan salah satu terapi harus selalu dipantau kandungan
nutrisinya
|
c.
Gangguan Citra
Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan akibat odema
Tujuan:
Individu menunjukkan penerimaan perubahan tubuhnya
Kriteria hasil
: dalam 2x24 jam individu menunjukkan
1.
Gambaran diri baik
2.
Keseimbangan antara ke-adaan tubuh dan idealisme, serta perilaku
3.
Bisa menerima perubahan penampilan tubuh
4.
Menerima perubahan status kesehatan
Intervensi
|
Rasional
|
Bantu klien mendiskusikan perubahan yang terjadi karena
penyakitnya
|
Beberapa
pasien memandang situasi sebagai tantangan, beberapa sulit menerima perubahan
hidup/penampilan peran dan kehilangan kemampuan control tubuh sendiri.
|
Bantu klien mendeskripsikan perubahan tubuh yang
terjadi sering dan berikan dukungan positif.
|
Memberikan bantuan positif bila perlu agar memungkinkan pasien
merasa senang terhadap diri diri sendiri, menguatkan perilaku positif, meningkatkan percaya
diri.
|
Latih anak/klien untuk menggunakan fungsi tubuh sesuai
kondisi
|
Untuk menyesuaikan diri klien terhadap perubahan yang
terjadi.
|
Identifikasi koping keluarga dalam merespon perubahan
kondisi klien
|
Koping keluarga yang efektif mampu membantu
untuk mempertahankan perasaan harga diri klien.
|
a.
Ketidakefektifan
pola napas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
Tujuan: Dalam
waktu 3x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas. Klien dapat bernapas
normal.
Kriteria
hasil:
Klien tidak
sesak napas, RR dalam batas normal16- 20x/ menit, ekspansi dada normal
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji
frekuensi, irama, kedalaman pernafasan
|
Frekuensi,
irama, dan kedalaman napas yang normal menunjukkan pola napas yang efektif
|
Auskultasi
bunyi nafas
|
Mendengarkan
suara napas klien normal atau tidak
|
Pantau
penurunan bunyi nafas
|
Penurunan bunyi napas klien menunjukkan adanya gangguan
pada jalan napas.
|
Pastikan
kepatenan O2 binasal
|
Memenuhi kebutuhan oksigenasi klien
|
Berikan
posisi yang nyaman : semi fowler
|
Posisi semi fowler mempermudah udara masuk sehingga
klien dapat bernapas dengan optimal.
|
Berikan
instruksi untuk latihan nafas dalam
|
Dengan latihan napas yang rutin, klien dapat terbiasa
untuk napas dalam yang efektif.
|
Catat
kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
|
Sebagai indikator efektif atau tidakkah intervensi yang
dilakukan perawat pada klien.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar