BAB 3
Asuhan
Keperawatan
Kasus semu
Ny. M usia 25 tahun.
Primipara postpartum pervaginam hari ke- 8. Datang ke klinik dengan keluhan
demam selama 3 hari dan pengeluaran pervaginam mengeluarkan bau yang menyengat.
Riwayat persalinan klien adalah melahirkan pada usia kehamilan 37 minggu dengan
vacum forsep akibat preeklamsia dan letak bayi masih tinggi di sebuah klinik di
daerah. Saat ini bayi dalam keadaan baik. Pengukuran suhu oral 38,6C
3.1. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama Ibu : Ny. M
Usia : 25 thn
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2.
Keluhan Utama : Demam
selama 3 hari.
3. Riwayat
penyakit sekarang: Demam
selama 3 hari dan pengeluaran pervaginam mengeluarkan bau yang menyengat. Riwayat persalinan
klien adalah melahirkan pada usia kehamilan 37 minggu dengan vacum forsep
akibat preeklamsia dan letak bayi masih tinggi di sebuah klinik di daerah.
Pengukuran suhu oral 38,6C
4. Riwayat
Kesehatan dahulu: -
5. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche: umur 14 tahun
b. Siklus: teratur tiap bulan
c. Lama: Rata-rata 6-7 hari.
d. Dismenorhea: -
6. Riwayat
Obstetri:
a. G1P10001
b. Riwayat
kehamilan sebelumnya:-
c. Riwayat intrapartum : Riwayat
persalinan klien adalah melahirkan pada usia kehamilan 37 minggu dengan vacum
forsep akibat preeklamsia dan letak bayi masih tinggi
7. Riwayat
Kesehatan Keluarga: -
8.
Pola Kebiasaan:
a.
Pola Nutrisi
Anoreksia, mual/
muntah, haus, membran mukosa kering, distensi abdomen, kekakuan. Asupan makanan bergizi kurang. Pasien makan 3 kali
sehari, pasien hanya menghabiskan setengah dari porsi yang seharusnya, dan pasien suka pilih-pilih makanan.
b.
Pola Tidur/ Istirahat
Klien mengeluh
tidak bisa tidur dan sering terjaga di malam hari karena nyeri yang dirasakan
bertambah buruk pada malam hari.
c.
Pola aktivitas
Malaise,
letargi, klien
merasa aktivitasnya terbatas akibat dari ketidak nyamanan pada area jahitan di perineum.
d.
Pola eliminasi
BAB 1 hari
sekali konsistensi lunak, BAK 3-4 kali sehari dengan konsistensi kuning dan bau khas
amoniak.
e.
Kebersihan diri
klien mengatakan mandi sekali sehari
pada sore
hari di tempat tidur. Klien gosok gigi 1 kali sehari dan selama di rumah
sakit klien keramas 1 kali. Ganti pembalut
2 kali sehari. Kebersihan perineum kurang, klien jarang berganti celana dalam.
f.
Pola koping
Pola koping klien kurang
adekuat
g.
Konsep diri : ansietas
9. Pemeriksaan
fisik:
a. Observasi
|
·
Keadaan umum: lemah
·
Kesadaran: compos mentis
·
BB: 62,3 kg;
TB: 158
·
TD: 120/80 mmHg
·
Nadi: 98 x/menit
|
·
Suhu: 38,60
C
·
Pernapasan
cepat dan dangkal, RR: 28x/menit
·
CRT: <2 detik
·
Akral : HKM
·
GCS: 456
|
b.
Kepala : tidak ada masalah
c.
Mata: konjungtiva agak pucat; sklera putih; pupil isokor
d.
Telinga dan hidung:
tidak ada masalah
e.
Mulut dan gigi : membran mukosa kering, kebersihan mulut baik
f.
Leher: tidak ada
masalah
g.
Dada: pergerakan
seimbang,
h.
payudara
: konsistensi normal; hiperpigmentasi papila dan
aerola mamae terlihat; puting menonjol; simetris; produksi ASI ada
kolostrum
i.
Abdomen: fundus uteri 2 jari di bawah pusar; peristaltik 3x/menit;
kekakuan
pada pelvis
j.
Genitalia: pengeluaran
pervaginam mengeluarkan bau yang menyengat;
jahitan perineum merah, bengkak, dan sedikit terbuka; terasa panas dan nyeri di
sekitar perineum.
k.
Ekstrimitas: Tidak
ada masalah
10. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Gol darah O
b. Hematologi
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
HEMATOLOGI
1.
Hemoglobin
2.
Leukosit
3.
Hematokrit
4.
Trombosit
|
12,5
27.500
36
264.000
|
13–18
gr / dl
3,8–10,6
ribu mm3
40–52
%
150–440
ribu mm3
|
c. Kultur dari
bahan intrauterus atau intraservical : ditemukan biakan Streptococus
hemoliticus aerobia
d. USG
pada abdomen dan pelvis memberikan gambaran normal
e. Pemeriksaan biomanual: menentukan sifat dan lokasi nyeri
pelvis
3.2.
Analisa Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keperawatan
|
DS :
Pasien mengeluh sekujur tubuh menggigil dan tidak nyaman
DO:
Suhu : 38,6C
|
Infeksi puerperalis
↓
Proses inflamasi
↓
Meransang pusat termoregulator di hipotalamus
↓
Hipertermi
|
Hipertermi
|
DS
:
Keluhan :
a. Demam, luka perineum terasa nyeri.
b. Pengeluaran
pervaginam
berbau busuk
c. Sakit kepala, sulit tidur, tidak nafsu makan.
Pengkajian nyeri:
p. Terdapat luka episiotomi hari ke-8
q. Nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk
r.
Pasien melaporkan nyeri di luka
bekas episiotomi dan daerah sekitar perineum
s. Skala nyeri 3
(0-5)
t.
Nyeri
bertambah hebat saat berkemih
DO
:
Nadi
: 98 x/menit
RR
: 28 x/menit
Temp : 38,60C
|
Infeksi
Puerperalis
↓
Adanya
inflamasi pada perineum
↓
Adanya
respon mediator inflamasi
↓
Nyeri
pada perineum
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
DS
:
Pasien mengeluh tidak
nafsu makan dan hanya menghabiskan sepertiga porsi makannya.
Pasien makan 3x sehari.
DO
:
A = BB mengalami penurunan 2kg
B = (hasil lab)
-Hb=12,5 gr/dl
-albumin=2,5g/dl
-Hematokrit=36%
C = Clinis (yang dirasakan pasien
& kondisi fisik)
tidak nafsu makan, bibir kering,
mukosa kering kondisi pasien lemah.
D = pasien hanya
menghabiskan setengah porsi makanan, jenis diet : diet tinggi protein dan
kalori
|
Infeksi
puerperalis
(vaginitis)
↓
Respons inflamasi
↓
Rasa
panas pada tubuh
↓
Penurunan
nafsu makan
↓
Intake
makanan tidak adekuat
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
DS
:
Pasien mengeluh
sekujur tubuhnya merasa panas
DO
:
RR : 28 x/menit
Temp : 38,60C
Leukosit: 27.500mm3
|
Persalinan menggunakan vacum forsep
↓
Manipulasi jalan lahir
↓
Masuknya mikroorganisme ke vagina
↓
Infeksi
puerperalis
|
Infeksi
|
DS:
Perawatan diri kurang
DO:
Ganti pembalut 2 kali sehari.
|
Kurangnya pengetahuan
↓
Perawatan perineal tidak adekuat
↓
Personal hygiene
kurang
|
Kurangnya perawatan diri: perineal hygiene
|
3.3
Diagnosa
keperawatan
1. Hipertermi b.d proses inflamasi sekunder trauma
persalinan, jalan lahir
2. Nyeri akut b.d infeksi pada
organ reproduksi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat dan anoreksia
4. Infeksi
b.d trauma persalinan,
jalan lahir, dan infeksi nosokomial.
5. Kurangnya perawatan diri: perineal hygiene b.d kurangnya
pengetahuan
3.4
Intervensi
keperawatan
1. Hipertermi b.d proses inflamasi
Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam, hipertermi hilang dan berkurang
Kriteria Hasil :
1.
suhu tubuh kembali
normal (36,5-37,5C)
2.
klien bebas dari
menggigil
Intervensi
|
Rasional
|
Pantau
suhu tubuh
|
Untuk mengetahui tingkat inflamasi
pada tubuh.
|
Pantau
asupan makanan dan cairan serta pertahankan keadekuatan asupan cairan kurang
lebih 2000 ml setiap hari
|
Peningkatan
kalori dan cairan diperlukan untuk mempertahankan fungsi metabolik ketika terjadi
demam
|
Gunakan
pakaian yang tipis dan hindari menggunakan selimut yang tebal.
|
Penambahan pakaian atau selimut pada
seseorang akan menghambat kemampuan alami tubuh untuk menurunkan suhu tubuh.
|
Hindari
terpajannya bagian kepala, wajah, tangan, dan kaki pada lingkungan yang panas
|
Terpajannya
bagian kepala, wajah, tangan, dan kaki dapat berpengaruh pada peningkatan
suhu tubuh karena merupakan daerah vaskular
|
Berikan
kompres hangat pada lipatan bagian tubuh (pada tengkuk, aksila)
|
Karena
pada tengkuk terdapat hipotalamus (tempat pengaturan regulasi suhu tubuh)
|
Kolaborasi
Berikan antipiretik, misalnya ASA
(aspirin), asetaminofen (Tylenol).
|
Digunakan untuk mengurangi demam
dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna
dalam membatasi pertumbuhan organisme, dan meningkatkan autodestruksi dari
sel-sel yang terinfeksi.
|
2. Nyeri akut b.d infeksi pada
organ reproduksi
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam nyeri berkurang atau teradaptasi
Kriteria Hasil :
1.
Pasien menyatakan nyeri berkurang
2.
Skala nyeri 0-1 (0-5)
3.
Dapat mengidentifikasikan aktifitas yang dapat menurunkan nyeri
4.
Pasien tidak gelisah
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji
lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau nyeri
|
Membantu dalam diagnosa banding
keterlibatan jaringan pada proses infeksi.
|
Berikan
instruksi mengenai, membantu, mempertahankan, kebersihan dan kehangatan
|
Meningkatkan
kesejahteraan klien dan pemulihan. Menghilangkan ketidaknyamann
|
Instruksi
klien dalam melakukan teknik relaksasi, memberikan aktivitas pengalih.
|
Memfokuskan kembali perhatian klien,
meningkatkan prilaku yang positif dan ketidaknyamanan
|
Anjurkan
kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan. Karenanya anjurkan
dan berikan instruksikan dalam penggunaan pompa payudara.
|
Mencegah
ketidaknyamanan dari pembesaran payudara; meningkatkan keadekuatan suplai ASI
pada klien menyusui.
|
Kolaborasi
Berikan
analgesik atau antipiretik
|
Menurunkan
ketidaknyamanan dari infeksi
|
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, dan pembatasan medis.
Tujuan : menunjukkan status gizi baik
Kriteria Hasil:
1.
Toleransi terhadap diet yang dibutuhkan
2.
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
3.
Nilai laboratorium dalam batas normal
4.
Melaporkan keadekuatan tingkat energi
Intervensi
|
Rasional
|
Anjurkan
pilihan makanan tinggi protein, zat besi, dan vitamin C, bila masukkan oral
dibatasi.
|
Protein
membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru; zat besi perlu
untuk sisntesis Hb; vitamin C memudahkan absorbsi zat besi dan perlu untuk
sintesis dinding sel.
|
Tingkatkan
masukan sedikitnya 2000ml/hari jus, sup, dan cairan lain.
|
Memberikan
kalori dan nutrien lain untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
|
Anjurkan
istirahat/ tidur secukupnya.
|
Menurunkan
laju metabolisme, memungkinkan nutrien dan oksigen untuk digunakan untuk
proses pemulihan
|
Dukung anggota keluarga untuk membawa
makanan kesukaan pasien dari rumah.
|
Pasien merasa nyaman dengan makanan
yang dibawa dari rumah dan dapat meningkatkan nafsu makan pasien.
|
Kolaborasi
Berikan
cairan atau nutrisi parenteral, sesuai indikasi.
|
Mungkin perlu
untuk mengganti dehidrasi dan memberikan nutrien yang perlu bila masukkan
oral dibatasi
|
Berikan
preparat zat besi dan/atau vitamin sesuai indikasi.
|
Bermanfaat
dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada
|
4. Infeksi
berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi nosokomial.
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam terjadi perbaikan pada intregitas jaringan lunak dan tidak terjadi infeksi
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam terjadi perbaikan pada intregitas jaringan lunak dan tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
1.
pada hari ke-12 tidak
ada tanda-tanda infeksi dan peradangan pada area luka perineum
2.
Leukosit dalam batas
normal
3.
Ttv dalam batas normal
Intevensi
|
Rasional
|
Tinjau ulang
catatan pranatal, intrapartum, dan pasca partum.
|
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang menempatkan klien pada kategori risiko tinggi terhadap
terjadinya/penyebaran infeksi pascapartum.
|
Pertahankan
kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjung
|
Membantu
mencegah kontaminasi silang.
|
Demonstrasikan/anjurkan
pembersihan perineum yang benar setelah berkemih dan defekasi, dan sering
mengganti pembalut.
|
Pembersihan
melepaskan kontaminan urinarius/fekal. Penggantian pembalut menghilangkan
media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri.
|
Demonstrasikan
masase fundus yang tepat. Tinjau ulang pentingnya dan waktu prosedure.
|
Meningkatkan
kontraktilitas uterus; meningkatkan involusi dan jalan dari adanya fragmen
plasenta yang tertahan.
|
Pantau suhu,
nadi, dan pernapasan. Perhatikan adanya menggigil atau laporkan anoreksia
atau malaise.
|
Peningkatan
tanda vital menyertai infeksi; fluktuasi atau perubahan gejala menunjukkan
perubahan kondisi klien.
|
Observasi/catat
tanda infeksi lain. (mis. Lokhia atau drainase yang berbau busuk)
|
Memungkinkan identifikasi
awal dan tindakan; meningkatkan resolusi infeksi.
|
Kolaborasi
Berikan
obat-obatan sesuai indikasi (antibiotik, oksitosik, antikoagulan).
|
Antibiotik:
menyerang organisme patogen, membantu mencegah penyebaran infeksi dari
jaringan sekitar dan aliran darah
Oksitosik:
meningkatkan kontraktilitas miometrium untuk memundurkan penyebaran bakteri
Antikoagulan:
pada adanya tromboflebitis pelvis, antikoagulan mencegah atau menurunkan
pembentukan trombus tambahan dan membatasi emboli septik.
|
5. Kurangnya
perawatan diri: perineal hygiene b.d kurangnya pengetahuan
Tujuan:
perawatan diri: perineal hygiene adekuat
Kriteria
hasil : Klien dapat mendemonstrasikan pembersihan perineal dengan baik
Klien dapat melakukan
penggantian pembalut dengan
Intervensi
|
Rasional
|
Anjurkan
pasien mengganti pembalut tiap kali selesai BAK
|
Penggantian
pembalut menghilangkan media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri.
|
Demonstrasikan/
anjurkan pembersihan perineum dengan benar setelah berkemih dan defekasi
(siram dari depan ke belakang)
|
Pembersihan
melepaskan kontaminan urinarius/fekal sehingga bakteri dari fekal tidak
masuk ke vagina
|
Anjurkan
pasien mengeringkan daerah perineum tiap kali selesai BAK dan defekasi
|
Karena
kondisi lembab menjadi tempat pertumbuhan bakteri.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar